Bangkalan, – Imtihan yang digelar oleh Yayasan Al-Kholiliyah di Desa Geger, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, berlangsung dengan meriah. Dengan tema "Haflatut Takhtij, " acara ini diadakan selama tiga hari, dari tanggal 10 hingga 13 Juni 2024 yang lalu.
Muhlis, Ketua Pelaksana Imtihan Yayasan Al-Kholiliyah, menyatakan bahwa acara ini dirancang dengan konsep yang memberikan banyak manfaat. Selain hiburan melalui pentas seni yang menampilkan bakat para siswa, imtihan ini juga memberikan dampak positif secara ekonomi dengan adanya bazar makanan. Bazar ini melibatkan pedagang kecil dan pelaku UMKM dari Desa Geger.
Tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, imtihan ini juga mendorong masyarakat untuk hidup sehat melalui kegiatan jalan santai.
"Ratusan orang ikut serta dalam jalan santai ini. Kami juga menyediakan door prize bagi para peserta, " ujar Muhlis pada Minggu (23/06/2024).
Baca juga:
Hanifa Jahra Raih Duta Pendidikan Jawa Timur
|
Secara umum, imtihan dapat diartikan sebagai perayaan kenaikan kelas dan kelulusan bagi siswa kelas akhir. Di masa lalu, imtihan juga berfungsi sebagai ajang promosi sekolah untuk menarik siswa baru. Pentas seni dan berbagai lomba terkait pelajaran sekolah merupakan cara sekolah melaporkan pencapaian siswa kepada para wali murid.
Namun, dengan perkembangan media sosial yang cepat dan canggih saat ini, banyak pihak menganggap promosi melalui imtihan sudah tidak efektif lagi.
Muhlis, Ketua Panitia Imtihan Yayasan Al-Kholiliyah Geger, mengakui pandangan tersebut. Namun, menurutnya, imtihan tidak hanya tentang promosi. Ada nilai-nilai lain yang tidak bisa ditemukan di media sosial, seperti kebersamaan, kerukunan, dan kekompakan antara guru, siswa, wali murid, dan masyarakat.
"Prinsip kami adalah mempertahankan tradisi lama yang baik dan mengadopsi hal-hal baru yang lebih baik, " tambahnya.